Jumat, 05 Oktober 2012

Para Ahli Menyebutnya : Hukum 10 Ribu Jam

Share on :
Pertanyaan mendasar mungkin sering muncul di benak kita, kenapa ada orang dengan profesi yang sama tetapi mempunyai tingkat kesejahteraan yang berbeda, bahkan beberapa diantaranya ada perbedaan yang cukup ekstrim. Tentu saja hal ini bukan tanpa sebab, karena berbicara hukum sebab – akibat segala hal yang terjadi di muka bumi ini pasti punya sebab sehingga muncul akibat.

Oleh sebab itulah kemudian kita harus mencari tahu dimana letak sebab itu, dengan harapan bisa menjadi pembelajaran yang bisa dipelajari, Sehingga jurang pemisah kemakmuran dunia itu bisa dikejar dan perkecil.

Keahlian itu bertingkat dan berkorelasi positif dengan tingkat kesejahteraan. Kita akan menemui juara Badminton tingkat kecamatan akan mendapatkan jumlah hadiah yang berbeda dengan juara badminton tingkat nasional. Kenapa kok bisa gitu yah..??? nah justru itulah hal menarik yang ingin kita bicarakan mengenai keahlian.

Kita pasti pernah mendengar mengenai cerita mengenai tetesan air yang lembut tetapi bisa menembus batu yang keras jikalau ditetesi oleh air terus menerus. Mungkin kira – kira seperti itulah gambaran dari kegiatan yang berfokus. Sifat dasar air yang cair ternyata bukan halangan untuk melobangi sifat batu yang keras.

Level dunia merupakan puncak pencapaian tertinggi bagi setiap orang, rasa kebanggaan serta kepuasan dalam menggapainya itu akan lebih terasa luar biasa. Juara lari olimpiade tentu saja berbeda dengan juara lari level sea games, apalagi level nasional seperti pon. Tentu saja pencapaian menuju level dunia bukanlah barang mudah.

Sebagai ilustrasi perbandingan tingkat kesehjateraan level dunia, tentu kita semua mengenal leonal messi pemain barcelona bertubuh kecil tetapi mempunyai skill individu luar biasa. jikalau dikatakan bahwa leonal messi seorang dengan keahlian tingkat dunia tidak akan ada yang akan meragukan pernyataan ini. Mari kita lihat tingkat kesejahteraannya dalam setahun dari penghasilan gajinya saja dia mendapat 33juta euro, klo di akumulasikan kerupiah dikalikan dengan tigabelasribu rupiah/euro sekitar 429.000.000.000 rupiah angka yang fantastis bukan.??? Mari kita bandingkan dengan pemain sepakbola nomer satu nasional bambang pamungkas sekitar rp 1.300.000.000 rupiah/tahun. Dari perbandingan itu bisa dilihat perbedaan angka yang cukup jauh, bahkan sangat jauh. Kasarnya bisa dikatakan mungkin seorang lianol messi itu bernilai 430 kale lipat lebih banyak dari seorang Bepe(Bambang Pamungkas). Tentu saja ini bukan fisik, karena jikalau berbicara fisik tentu saja sama diantara mereka berdua, mereka berdua mempunyai jumlah jantung yang sama, jumlah kaki yang sama, jumlah mata yang sama, jumlah tangan yang sama, bahkan tinggi badan pun hampirlah sama, tetapi semua ini lebih kepada nilai kemampuan(skill). Itulah kemampuan level dunia, menggiurkan bukan..??

Malcom Gladwell mengatakan “Latihan bukanlah hal yang akan anda lakukan begitu anda sudah ahli, tetapi adalah hal yang anda lakukan untuk membuat anda ahli”. Begitu juga sering kita temui di sebuah buku pelajaran ungkapan “practice makes perfect”, Seorang negarawan Amerika Abraham Lincon juga mengatakan bahwa “Seandainya saya mempunyai waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, saya akan melewatkan delapan jam pertama untuk mengasah kapak saya” Dari sini kita akan mulai berbicara mengenai pencapaian keahlian level dunia.

Di dalam buku “Rahasia Presentasi Steve Jobs” di sebutkan dalam sebuah halaman mengenai rahasia ini, di dalam buku itu dijelaskan penelitian Professor psikologi Dr. K. Anderson Ericsson telah melakukan studi terhadap atlet- atlet top seperti Michael Jordan dan juga orang – orang berprestasi luar biasa di bidang – bidang lainnya: para pemain catur, pemain golf, dokter, dan bahkan pelempar panah mainan(dart). Ericsson menemukan bahwa orang – orang yang berprestasi luar biasa ini mendapatkan keterampilannya yang luar biasa ini melalui latihan terencana. Dengan kata lain, mereka tidak hanya melakukan hal yang sama berulang – ulang dan berharap menjadi lebih baik. Namun, mereka menetapkan tujuan spesifik, meminta umpan balik, dan terus menerus berjuang untuk lebih baik dalam jangka panjang. Dari riset Ericsson, kami mengetahui bahwa orang – orang hebat itu melatih suatu keterampilan tertentu berulang – ulang terus selama bertahun –tahun.1

Hal yang sama juga berlaku untuk para pembicara dan penulis hebat, karena mereka berlatih. Winston Churchill adalah salah satu komunikator luar biasa abad kedua puluh. Ia adalah masternya dalam hal persuasif, pengaruh dan motivasi. Churchill dengan sengaja melatih kapasitas ini karena profesinya sebagai negarawan, hal ini diperlukan untuk memberikan inspirasi kepada jutaan orang inggris selama hari – hari paling gelap semasa pernag dunia II. “Ia akan menyiapkan diri selama berhari –hari sebelum memberikan pidatonya dan mempraktekan lelucon atau sanggahan yang mungkin timbul ”. Persiapannya yang matang membuat dia tampil sangat natural dan sangat membuat audiens terpesona. Pelajarannya sederhana tetapi memelurkan banyak kerja keras. Latihan itu sangat penting, terutama jika anda ingin terlihat spontan. Komunikator hebat kelas dunia selalu mengetahui bahwa “spontanitas” adalah hasil dari latihan terencana.

Menurut Malcom Gladwell dalam buku Outliers, “Riset menyebutkan bahwa begitu seorang musisi memenuhi syarat keterampilan yang cukup untuk memasuki sekolah musik yang bagus, maka satu-satunya hal yang membedakan seorang pemain musik dengan yang lainnya adalah seberapa keras dia berusaha ”. itu saja, Orang – orang yang berada di puncak karirnya mereka pasti adalah orang – orang yang berusaha lebih keras dari orang lain, atau bahkan jauh lebih keras dari orang lain.2 Banyak riset mengenai orang – orang yang berkinerja puncak memperlihatkan bahwa latihan adalah benang merah bagi semua orang yang unggul dalam bidang tertentu. Ilmuwan syarat dan musisi Daniel Letivin meyakini bahwa angka ajaibnya adalah sepuluh ribu jam.

“Gambaran yang muncul dari studi – studi semacam itu adalah bahwa sepuluh ribu jam latihan merupakan prasyarat untuk mencapai pengusaan seorang ahli tingkat dunia- dalam hal apa pun.. dalam berbagai studi tentang komposer, pemain basket, penulis fiksi, ice- skater, pianis konser, pemain catur, penjahat top, dan lain –lain, angka ini selalu muncul ” 

Belum pernah ada kasus studi yang ditemukan bahwa orang mencapai kepakaran tingkat dunia dengan waktu latihan kurang dari sepuluh ribu jam. Tampaknya orang memerlukan waktu selama itu untuk mencerna segala hal yang perlu diketahuinya untuk mencapai tingkatan master sejati.

Teori sepuluh ribu jam ini konsisten dengan apa yang kita ketahui tentang bagaimana otak belajar, menurut letivin dan gladwell. Mereka mengatakan bahwa pembelajaran memerlukan konsilidasi dalam otak; semakin banyak pengalaman kita terhadap suatu tindakan tertentu, semakin kuatlah koneksi antar sel otak ini.

Untuk membuktikan teori ini, Gladwell menceritakan kisah The Beatles, yang tampil bersama di Hamburg dalam waktu lama sebelum terkenal. Menurut Gladwell, sebelum the Beatless menikmati kesuksesan pertamanya pada tahun 1964, mereka bermain secara Live bersama – sama sekitar dua ratus kali, kadang – kadang selama delapan jam tanpa putus. Ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa, karena sebagian besar grup musik tidak tampil sebegitu sering dalam seluruh karir mereka. Semakin lama mereka bermain bersama, para anggota band menjadi lebih baik dan lebih percaya diri. “Secara insidental,” tulis GlasWell, Waktu yang berlalu antara pendirian grup mereka dan prestasi artistik adalah sepuluh tahun.4

Sekarang mari kita hitung – hitungan. Sepuluh ribu jam itu sama dengan tiga jam perhari, atau dia puluh jam perminggu, selama periode sepuluh tahun. Ini bukanlah perkara yang rumit tetapi juga tidak sederhana, butuh komitmen luar biasa. Oprah Winfrey mengatakan “Ikutilah hasrat terdalam anda. Kerjakanlah apa yang anda cintai, dan uang akan datang sendiri. Sebagian orang tidak percaya tetapi itu benar”. Oleh sebab itu, langkah awal sebelum kita memutuskan keahlian seperti apa yang akan kita dalami, carilah terlebih dahulu hal yang membuat kita tertarik dan gemari, setelah itu berfokuslah pada keahlian itu.

Cara sederhana untuk mencari tahu sesuatu yang kita sukai adalah ketika kita melakukannya ada antusias yang muncul dalam kegiatan itu, bahkan ketika malam hari tiba diri kita sudah tidak sabar lagi menyambuat pagi di keesokan harinya untuk kembali melakukan kegiatan itu, mungkin itulah yang disebut hasrat.

Anis Matta dalam bukunya delapan air matta kecermerlangan mengatakan pengenalan kompetensi inti biasanya dapat dikenali melalui beberapa ciri:

  1. Jika kita berkerja pada kompetensi inti, maka biasanya dapat dengan mudah menguasai perkerjaan itu sampai ke detil-detilnya.
  2. Jika kita berkerja pada kompetensi inti, maka kita dengan mudah membangkitkan minat kita pada pekerjaan tersebut.
  3. Jika kita bekerja pada kompetensi inti, maka kita akan mempunyai kemampuan improvisasi dan berinovasi pada pekerjaan itu.
  4. Jika kita berkerja pada kompetensi inti, maka biasanya merasakan bahwa peluang perkembangan kita dalam pekerjaan tersebut cenderung lebih besar dari bidang- bisang yang lain.

oleh sebab itu, membangun keahlian diri melalui pengenalan kompetensi inti itu penting agar memudahkan kita menuju keahlian level dunia.

Menjadi manusia biasa pada umumnya itu tidaklah menarik, hidup ini hanyalah sekali dan berbatas waktu. Optimalkan setiap waktu untuk meningkatkan kapasitas diri. Pencapain level dunia akan membuat diri kita bisa lebih bermanfaat bagi orang lain…

Catatan :
  1. Carmine Gallo, Rahasia persentasi steve jobs (Essensi Erlangga Froup,2009),171
  2. Malcom Gladwll, outliers (New York:Little,Brown and Company),48
  3. Daniel Levitin, This is your Brain on Music (new york:Plume-penguin,2007),97
  4. Malcom GladWell, outliers (New York:Little,Brown and Company),48

0 komentar:

Posting Komentar