Bermimpilah besar dan berdoalah, maka kamu akan tetap menjadi
seorang pemimpi.Bermimpilah besar, berusahalah maksimal, dan kemudian
berdoalah; maka hidupmu akan menjadi penuh prestasi.
Pada
masa liburan sekolah yang lalu, saya belajar sesuatu yang luar biasa
dari sebuah sekolah kepribadian untuk anak-anak di daerah Pluit, Jakarta
Utara.Untuk mengisi liburan, ada program school holiday yang diisi
beberapa kali pertemuan.Saya amati salah satu pertemuan tsb. dimana
anak-anak diminta untuk melakukan aktivitas yang membuktikan kekuatan
pikiran yang fokus.
Masing-masing anak dalam kelompok diminta
untuk melempar 20 bola, satu per satu ke dalam keranjang dari jarak
sekitar 3 meter.Sebelum melempar mereka diberi tahu bahwa teman-teman
mereka terdahulu rata-rata hanya bisa memasukkan 1 dari 20 bola yang
dilempar.Anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran, meningkatkan
keyakinan dan harapan agar mereka bisa mengalahkan kelompok sebelumnya
dan bisa lebih banyak memasukkan bola ke dalam keranjang.Fasilitator
memberi petunjuk melempar 1 bola dan masuk.Setelah itu satu persatu anak
mencoba melempar, dan ternyata rata-rata anak bisa memasukkan 5 bola!
Pada
babak lemparan kedua, fasilitator kelompok mengatakan kepada anak-anak
untuk tidak perlu memfokuskan pikiran dan boleh melempar 20 bola itu
secara bebas dan tidak diberi target berapa bola yang harus
dimasukkan.Setelah satu persatu mencoba melempar; ternyata rata-rata
anak hanya bisa memasukkan 1 bola saja, bahkan ada anak yang bolanya
tidak masuk satupun!
Mengapa bisa terjadi seperti ini?Apa yang
membuat hasil lemparannya berbeda?Seharusnya pada babak kedua lemparan
bola anak-anak akan semakin banyak yang masuk karena mereka sudah pernah
berlatih melempar 20 bola sebelumnya di babak pertama.Jadi selayaknya
kurva belajar (learning curve) mereka sudah terbentuk.Mengapa kurva
belajar mereka tidak terbentuk?Di bawah ini saya coba mengulas jawabnya
secara sangat sederhana.
Motivation 1: the Power of Goal.
Pada
babak pertama anak-anak diberi tujuan yang jelas untuk diraih:
memasukkan bola lebih dari satu; sedangkan pada babak kedua tujuannya
tidak ada karena mereka bebas melempar.Tujuan atau goal ini merupakan
eksternal motivator yang kuat untuk mempengaruhi kemampuan dan daya
upaya seseorang untuk mencapai sesuatu tujuan.Seseorang akan berusaha
sekuat tenaga untuk bisa mencapai tujuan atau prestasi bila ada target
yang harus diraih dan batasan terendah yang harus dilalui.
Motivation 2: the Power of Your Mind
Pada
babak pertama, anak-anak diminta untuk memfokuskan pikiran dan
menaikkan tingkat keyakinan bahwa mereka bisa memasukkan bola lebih
banyak dari kelompok sebelumnya; sedangkan pada babak kedua tidak
demikian.Kekuatan pikiran yang fokus ini merupakan internal motivator
yang paling dahsyat yang bisa dimiliki seseorang.Pikiran ini akan
mempengaruhi alam bawah sadar seseorang berupa rasa percaya diri dan
tingkat keyakinan yang tinggi bahwa dia akan bisa melakukan sesuatu yang
diinginkan (attitude).
Percaya diri yang tinggi ini pada
gilirannya juga akan mempengaruhi ketrampilan (skill) dan pengetahuan
(knowledge) seseorang dalam melakukan sesuatu.Demikian pula sebaliknya,
bila pikiran tidak fokus dan tidak yakin akan bisa, maka usaha yang
dilakukan akan setengah hati dan ini tentu saja akan mempengaruhi
hasilnya.
Motivation 3: The Power of Modeling the Way
Pada
babak pertama, ada fasilitator yang memberi contoh melempar bola dan
masuk; sedangkan pada babak kedua tidak demikian.Seseorang akan dengan
cepat berani dan bisa berhasil melakukan suatu tugas bila ada seseorang
yang secara langsung memberi contoh bagaimana cara melakukannya (role
modeling and coaching).Coaching ini menggabungkan dua motivasi diatas,
eksternal karena ada yang member contoh dan internal karena contoh ini
memupuk keyakinan atau rasa percaya dirinya bahwa suatu tugas itu bisa
dilakukan.
Memotivasi seseorang dengan memberi kata-kata yang
menguatkan atau berupa hadiah (pull) bisa saja terjadi, tetapi akan
memakan waktu yang lama karena memupuk keyakinan secara verbal lebih
sulit dilakukan ketimbang secara visual (dengan member contoh yang dapat
dilihat langsung melalui coaching).
Motivation 4: the End Depends Upon the Beginning
Memotivasi
seseorang bisa juga dilakukan dengan mendorongnya untuk melakukan
sesuatu (push). Sekadar contoh: agar seorang anak bisa lari lebih cepat
di belakangnya ditaruh seekor anjing galak yang mengejar; atau agar anak
dapat berenang lebih cepat di dalam kolam renang dimasukkan seekor
buaya.Ini seperti menciptakan sense of crisis sehingga seseorang akan
terpacu untuk secepat mungkin menyelesaikan suatu tugas.
The Best Motivation
Manakah
cara memotivasi yang terbaik?Motivasi yang spektakuler dahsyatnya bisa
terjadi bila Anda berhasil menggabungkan ke empat elemen ini secara
bersamaan. Ada target yang harus diraih, pikiran yang selalu fokus, ada
contoh cara melakukannya, dan ada dorongan (push) dengan
hukuman bila
gagal.Selamat mencoba.
Sabtu, 29 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar